Rabu, 13 Februari 2008

puisiku

Beribu-ribu Akankah

Akankah aku sama dengan yang dulu?.

Akankah kuhabiskan hari ini dengan termangu bisu?

Akankah kebodohan terus menjadi Guru?.

Akankah malas terus jadi benalu?.

Akankah aku terus jadi bulanan nafsu?.

Akankah...?

Akankah hari ini berlalu tanpa makna?.

Tanpa ada kata yang mengalir setetespun?.

Akankah cita-cita nan dulu mengangkasa,

hancur diterjang Catrina?.

Akankah tekad nan dulu kokoh, roboh,

jadi puing belaka?.

Akankah mutiara melimpah, jadi pajangan belaka, tanpa dijamah?.

Akankah aku terus berselimut alam mimpi?.

Akankah...?

Akankah tetesan keringat Ayah dan Bunda, kering dengan sia?.

Akankah nesehat Ayah-Bunda lenyap ditelan masa?.

Akankah...?

Akankah hidup ini habis didunia Maya?.

Akankah kesempatan di-Kinanah jadi musnah?.

Akankah cahaya nan dulu benderang, sirna?.

Akankah gelora nan dulu menyala-nyala, jadi legam padam?.

Akankah... akankah...?

Masih beribu-ribu akankah yang harus kurenungankan...

Ketika cita-cita membumbung keangkasa diterjang badai

Zagazig, 28 juli 2007

Sabtu bisu, O7.30 WZ.

Udo Iwan

Tidak ada komentar: